Perang Timur Tengah memicu dunia kripto! Serangan misil timbal balik antara Israel dan Iran telah menyebabkan likuidasi sebesar $3 miliar di pasar kripto. Bitcoin sedang melakukan pertahanan di angka $100,000, sementara Ether telah turun di bawah $2,400, dan altcoin secara kolektif runtuh!
Mengapa perang dapat menghancurkan dunia kripto? Ada tiga alasan: Pertama adalah krisis likuiditas, ketika modal kaya Timur Tengah dengan mendesak menarik diri, volume penebusan stablecoin USDT melonjak 40% kemarin, dan bursa hampir mengalami likuidasi; Kedua, ada likuidasi leverage. Menurut data Deribit, 60% dari kontrak terbuka di Bitcoin memiliki leverage lebih dari 5 kali. Segera setelah berita tentang perang muncul, itu memicu likuidasi berantai. Ketiga, krisis energi. Iran adalah negara penghasil minyak besar, dan jika Selat Hormuz terblokir, harga minyak mentah dapat berlipat ganda, memberikan tekanan inflasi langsung pada aset berisiko. Namun, dunia kripto tidak sepenuhnya runtuh, dan ada tiga alasan untuk ini: Pertama, ada dukungan ETF. Institusi seperti BlackRock dan Fidelity membeli Bitcoin senilai 1,2 miliar USD di pasar kemarin, dan rata-rata volume perdagangan harian ETF spot mencapai lebih dari 55%, menjadi "saluran hidup"; Kedua, ekosistem jalur gelap: pemerintah Ukraina menerima bantuan sebesar 127 juta USD melalui cryptocurrency, dan jaringan bawah tanah di Gaza mengandalkan mesin penambangan Bitcoin untuk mempertahankan komunikasi. Permintaan yang esensial di daerah yang dilanda perang telah mendukung harga terendah. Ketiga, ketahanan pasar. Setelah mengalami beberapa peristiwa black swan, mentalitas para investor dunia kripto telah secara bertahap matang, tidak lagi panik secara membabi buta.
Selama perang, beberapa peluang investasi juga mungkin muncul. Sebagai contoh, terkait stablecoin, bursa terbesar Iran telah diretas, dengan puluhan juta dolar dalam stablecoin dicuri. Namun, volume transfer USDT meningkat sebesar 440% dari minggu ke minggu, menunjukkan bahwa stablecoin telah menjadi jalur kehidupan selama perang. Seseorang dapat memperhatikan peluang premium dari USDT dan USDC. Misalnya, koin privasi seperti Monero (XMR) dan Dash (DASH) digunakan oleh pengguna di Timur Tengah untuk menghindari sanksi, yang menyebabkan lonjakan permintaan, tetapi penting untuk waspada terhadap risiko regulasi. Ada juga Energy Coin. Iran adalah negara penghasil minyak besar. Begitu rantai pasokan energi putus, BTC bisa menjadi "minyak digital," tetapi risiko jangka pendek terlalu tinggi, jadi jangan berinvestasi secara besar-besaran; sejumlah kecil dapat dialokasikan.
Ingat: Jangan FOMO, jangan leverage, bertahan untuk menunggu pasar bull!
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Perang Timur Tengah memicu dunia kripto! Serangan misil timbal balik antara Israel dan Iran telah menyebabkan likuidasi sebesar $3 miliar di pasar kripto. Bitcoin sedang melakukan pertahanan di angka $100,000, sementara Ether telah turun di bawah $2,400, dan altcoin secara kolektif runtuh!
Mengapa perang dapat menghancurkan dunia kripto?
Ada tiga alasan:
Pertama adalah krisis likuiditas, ketika modal kaya Timur Tengah dengan mendesak menarik diri, volume penebusan stablecoin USDT melonjak 40% kemarin, dan bursa hampir mengalami likuidasi;
Kedua, ada likuidasi leverage. Menurut data Deribit, 60% dari kontrak terbuka di Bitcoin memiliki leverage lebih dari 5 kali. Segera setelah berita tentang perang muncul, itu memicu likuidasi berantai.
Ketiga, krisis energi. Iran adalah negara penghasil minyak besar, dan jika Selat Hormuz terblokir, harga minyak mentah dapat berlipat ganda, memberikan tekanan inflasi langsung pada aset berisiko.
Namun, dunia kripto tidak sepenuhnya runtuh, dan ada tiga alasan untuk ini:
Pertama, ada dukungan ETF. Institusi seperti BlackRock dan Fidelity membeli Bitcoin senilai 1,2 miliar USD di pasar kemarin, dan rata-rata volume perdagangan harian ETF spot mencapai lebih dari 55%, menjadi "saluran hidup";
Kedua, ekosistem jalur gelap: pemerintah Ukraina menerima bantuan sebesar 127 juta USD melalui cryptocurrency, dan jaringan bawah tanah di Gaza mengandalkan mesin penambangan Bitcoin untuk mempertahankan komunikasi. Permintaan yang esensial di daerah yang dilanda perang telah mendukung harga terendah.
Ketiga, ketahanan pasar. Setelah mengalami beberapa peristiwa black swan, mentalitas para investor dunia kripto telah secara bertahap matang, tidak lagi panik secara membabi buta.
Selama perang, beberapa peluang investasi juga mungkin muncul.
Sebagai contoh, terkait stablecoin, bursa terbesar Iran telah diretas, dengan puluhan juta dolar dalam stablecoin dicuri. Namun, volume transfer USDT meningkat sebesar 440% dari minggu ke minggu, menunjukkan bahwa stablecoin telah menjadi jalur kehidupan selama perang. Seseorang dapat memperhatikan peluang premium dari USDT dan USDC.
Misalnya, koin privasi seperti Monero (XMR) dan Dash (DASH) digunakan oleh pengguna di Timur Tengah untuk menghindari sanksi, yang menyebabkan lonjakan permintaan, tetapi penting untuk waspada terhadap risiko regulasi.
Ada juga Energy Coin. Iran adalah negara penghasil minyak besar. Begitu rantai pasokan energi putus, BTC bisa menjadi "minyak digital," tetapi risiko jangka pendek terlalu tinggi, jadi jangan berinvestasi secara besar-besaran; sejumlah kecil dapat dialokasikan.
Ingat: Jangan FOMO, jangan leverage, bertahan untuk menunggu pasar bull!