Dampak Krisis Iran-AS: Pasar Global Justru Bergejolak
Konflik serangan militer Amerika Serikat (AS) dan penutupan Selat Hormuz oleh Iran, memicu gejolak besar di pasar keuangan global. Harga minyak sempat melonjak tajam 5,7% hingga Brent menyentuh US$81,40 per barel, namun kemudian turun kembali ke US$78,14. Sementara itu, emas menguat sebagai aset aman di tengah ketidakpastian geopolitik yang mengancam pasokan energi dunia hingga menyentuh US$3.462 naik 44,33% dalam waktu tahunan. Namun, pasar crypto justru langsung terdampak, dengan Bitcoin (BTC) sempat turun 4,02% di US$98.242 pada Senin (23/06), sebelum kembali memantul ke level US$101 ribu dalam 24 jam terakhir. Lebih dari US$1 miliar atau senilai Rp16 triliun posisi crypto terlikuidasi, dan korelasi Bitcoin dengan saham teknologi meningkat, menandakan pergeseran peran Bitcoin dari aset aman menjadi aset berisiko. Di sisi lain, saham global juga sempat alami penurunan, dengan indeks Nasdaq futures, Dow Jones, dan S&P 500 turun, masing-masing 2,53%, 2,04%, dan 1,61%. Sementara, bursa Asia seperti Nikkei dan Kospi melemah hingga 2,61% dan 1,65%. Sebagai informasi, kala Iran memblokir akses minyak di Selat Hormuz, memicu lonjakan harga minyak lebih lanjut. Dengan terjadinya konflik tersebut, menyebabkan volatilitas pasar yang tinggi, dengan arus modal mengalir ke aset seperti emas sebagai instrumen lindung nilai.
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Dampak Krisis Iran-AS: Pasar Global Justru Bergejolak
Konflik serangan militer Amerika Serikat (AS) dan penutupan Selat Hormuz oleh Iran, memicu gejolak besar di pasar keuangan global. Harga minyak sempat melonjak tajam 5,7% hingga Brent menyentuh US$81,40 per barel, namun kemudian turun kembali ke US$78,14.
Sementara itu, emas menguat sebagai aset aman di tengah ketidakpastian geopolitik yang mengancam pasokan energi dunia hingga menyentuh US$3.462 naik 44,33% dalam waktu tahunan.
Namun, pasar crypto justru langsung terdampak, dengan Bitcoin (BTC) sempat turun 4,02% di US$98.242 pada Senin (23/06), sebelum kembali memantul ke level US$101 ribu dalam 24 jam terakhir.
Lebih dari US$1 miliar atau senilai Rp16 triliun posisi crypto terlikuidasi, dan korelasi Bitcoin dengan saham teknologi meningkat, menandakan pergeseran peran Bitcoin dari aset aman menjadi aset berisiko.
Di sisi lain, saham global juga sempat alami penurunan, dengan indeks Nasdaq futures, Dow Jones, dan S&P 500 turun, masing-masing 2,53%, 2,04%, dan 1,61%. Sementara, bursa Asia seperti Nikkei dan Kospi melemah hingga 2,61% dan 1,65%.
Sebagai informasi, kala Iran memblokir akses minyak di Selat Hormuz, memicu lonjakan harga minyak lebih lanjut. Dengan terjadinya konflik tersebut, menyebabkan volatilitas pasar yang tinggi, dengan arus modal mengalir ke aset seperti emas sebagai instrumen lindung nilai.