Ketua The Federal Reserve (FED) Powell baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya dan refleksi mengenai masalah inflasi dalam sebuah wawancara. Ia mengakui bahwa jika bisa kembali ke masa lalu, mungkin tindakan menaikkan suku bunga lebih awal akan lebih efektif. Namun, ia juga menekankan bahwa keputusan saat itu berdasarkan informasi yang tersedia secara real-time, dan telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengambil keputusan.
Pernyataan ini mencerminkan bahwa Powell telah goyah terhadap pendiriannya sebelumnya yang menegaskan "teori inflasi sementara". Seiring dengan berlanjutnya inflasi yang tinggi, dampaknya terhadap ekonomi Amerika Serikat semakin nyata, sehingga posisi kebijakan The Federal Reserve (FED) juga mengalami penyesuaian.
Pada hari Kamis, Senat AS mengonfirmasi Powell untuk masa jabatan kedua sebagai ketua The Federal Reserve (FED). Namun, perlu dicatat bahwa beberapa senator menarik dukungan mereka terhadapnya karena pemilih mereka terpengaruh oleh lonjakan harga. Ini menyoroti keseriusan masalah inflasi saat ini dan dampaknya yang mendalam terhadap kehidupan masyarakat.
Merefleksikan tahun lalu, The Federal Reserve (FED) telah lama berpandangan bahwa kenaikan inflasi hanyalah fenomena sementara, yang terutama terkonsentrasi pada sektor-sektor ekonomi tertentu yang dipengaruhi oleh pandemi dan gangguan rantai pasokan. Namun, seiring berjalannya waktu, dampak inflasi semakin meluas, dari makanan, energi hingga perumahan, memberikan tekanan besar pada kehidupan sehari-hari masyarakat.
Menghadapi situasi ini, The Federal Reserve (FED) terpaksa menyesuaikan pendiriannya dan berusaha menyampaikan kepada publik bahwa mereka sedang aktif menangani masalah inflasi. Powell dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini menekankan bahwa mengekang inflasi tinggi dan mencegahnya mengakar dalam ekonomi adalah tugas utama saat ini.
Untuk meredakan inflasi, menaikkan suku bunga menjadi alat kebijakan utama The Federal Reserve (FED). Dengan menaikkan suku bunga, biaya pinjaman untuk rumah tangga dan perusahaan akan meningkat, sehingga menekan belanja konsumen dan investasi perusahaan. Namun, tantangan yang dihadapi The Federal Reserve (FED) adalah bagaimana mencapai "soft landing" ekonomi sambil mengendalikan inflasi, yaitu menghindari penurunan ekonomi yang berlebihan dan peningkatan tingkat pengangguran.
Mengenai jalur kenaikan suku bunga di masa depan, Powell menyatakan bahwa jika kinerja ekonomi sesuai dengan harapan, kenaikan 50 basis poin di masing-masing dari dua pertemuan mendatang adalah tepat. Namun, ia juga menekankan bahwa The Federal Reserve (FED) akan menyesuaikan kebijakan secara fleksibel berdasarkan perubahan data ekonomi dan prospek. Jika kinerja ekonomi lebih baik dari yang diharapkan, besaran kenaikan suku bunga mungkin akan lebih kecil; sebaliknya, jika situasinya lebih buruk, maka langkah-langkah kenaikan suku bunga yang lebih agresif mungkin akan diambil.
Ketika ditanya apakah mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin sekaligus, Powell tidak memberikan jawaban yang jelas, melainkan menegaskan bahwa The Federal Reserve (FED) akan menyesuaikan kebijakan berdasarkan data ekonomi dan perubahan prospek. Pernyataan hati-hati ini mencerminkan fleksibilitas dan ketidakpastian The Federal Reserve (FED) dalam menghadapi situasi ekonomi yang kompleks saat ini.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
9 Suka
Hadiah
9
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
AirdropChaser
· 08-10 13:38
Tidak heran dia adalah direktur yang selalu terlambat menyadari.
Lihat AsliBalas0
MetaNomad
· 08-10 10:14
Sekarang sudah tahu kesalahan, sudah terlambat.
Lihat AsliBalas0
SighingCashier
· 08-10 10:14
Jadi, Anda ingin menyalahkan inflasi lagi, ya?
Lihat AsliBalas0
ForkItAllDay
· 08-10 10:13
Apa penyesalan lebih baik langsung selesai kelas
Lihat AsliBalas0
AllInAlice
· 08-10 10:04
Apa yang terjadi, hanya perlu merenung, kan sudah berantakan.
Ketua The Federal Reserve (FED) Powell merefleksikan kebijakan inflasi dan menekankan respons yang fleksibel terhadap perubahan ekonomi.
Ketua The Federal Reserve (FED) Powell baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya dan refleksi mengenai masalah inflasi dalam sebuah wawancara. Ia mengakui bahwa jika bisa kembali ke masa lalu, mungkin tindakan menaikkan suku bunga lebih awal akan lebih efektif. Namun, ia juga menekankan bahwa keputusan saat itu berdasarkan informasi yang tersedia secara real-time, dan telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengambil keputusan.
Pernyataan ini mencerminkan bahwa Powell telah goyah terhadap pendiriannya sebelumnya yang menegaskan "teori inflasi sementara". Seiring dengan berlanjutnya inflasi yang tinggi, dampaknya terhadap ekonomi Amerika Serikat semakin nyata, sehingga posisi kebijakan The Federal Reserve (FED) juga mengalami penyesuaian.
Pada hari Kamis, Senat AS mengonfirmasi Powell untuk masa jabatan kedua sebagai ketua The Federal Reserve (FED). Namun, perlu dicatat bahwa beberapa senator menarik dukungan mereka terhadapnya karena pemilih mereka terpengaruh oleh lonjakan harga. Ini menyoroti keseriusan masalah inflasi saat ini dan dampaknya yang mendalam terhadap kehidupan masyarakat.
Merefleksikan tahun lalu, The Federal Reserve (FED) telah lama berpandangan bahwa kenaikan inflasi hanyalah fenomena sementara, yang terutama terkonsentrasi pada sektor-sektor ekonomi tertentu yang dipengaruhi oleh pandemi dan gangguan rantai pasokan. Namun, seiring berjalannya waktu, dampak inflasi semakin meluas, dari makanan, energi hingga perumahan, memberikan tekanan besar pada kehidupan sehari-hari masyarakat.
Menghadapi situasi ini, The Federal Reserve (FED) terpaksa menyesuaikan pendiriannya dan berusaha menyampaikan kepada publik bahwa mereka sedang aktif menangani masalah inflasi. Powell dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini menekankan bahwa mengekang inflasi tinggi dan mencegahnya mengakar dalam ekonomi adalah tugas utama saat ini.
Untuk meredakan inflasi, menaikkan suku bunga menjadi alat kebijakan utama The Federal Reserve (FED). Dengan menaikkan suku bunga, biaya pinjaman untuk rumah tangga dan perusahaan akan meningkat, sehingga menekan belanja konsumen dan investasi perusahaan. Namun, tantangan yang dihadapi The Federal Reserve (FED) adalah bagaimana mencapai "soft landing" ekonomi sambil mengendalikan inflasi, yaitu menghindari penurunan ekonomi yang berlebihan dan peningkatan tingkat pengangguran.
Mengenai jalur kenaikan suku bunga di masa depan, Powell menyatakan bahwa jika kinerja ekonomi sesuai dengan harapan, kenaikan 50 basis poin di masing-masing dari dua pertemuan mendatang adalah tepat. Namun, ia juga menekankan bahwa The Federal Reserve (FED) akan menyesuaikan kebijakan secara fleksibel berdasarkan perubahan data ekonomi dan prospek. Jika kinerja ekonomi lebih baik dari yang diharapkan, besaran kenaikan suku bunga mungkin akan lebih kecil; sebaliknya, jika situasinya lebih buruk, maka langkah-langkah kenaikan suku bunga yang lebih agresif mungkin akan diambil.
Ketika ditanya apakah mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin sekaligus, Powell tidak memberikan jawaban yang jelas, melainkan menegaskan bahwa The Federal Reserve (FED) akan menyesuaikan kebijakan berdasarkan data ekonomi dan perubahan prospek. Pernyataan hati-hati ini mencerminkan fleksibilitas dan ketidakpastian The Federal Reserve (FED) dalam menghadapi situasi ekonomi yang kompleks saat ini.